1).Manusia sebagai makhluk individu Individu
Individu berasal dari bahasa latin, individuum yang artinya tak terbagi. Manusia lahir merupakan sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga. Dalam perkembanganya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga,tetapi akan menjadi yang khas dengan corak kepribadiannya. Artinya kepribadian seseorang individu berbeda dengan individu lainnya, walaupun saudara kembar. Sebagai individu, manusia mengalami pertumbuhan (secara fisik) dan perkembangan (secara mental/psikologis).
contohnya :
Perbedaan kebutuhan setiap individu.
Cita-cita yang berbeda dari setiap individu
Keinginan yang berbeda dari setiap individu
👉Manusia sebagai Makhluk Sosial
Pengertian Makhluk Sosial
👉Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
1. Butuh orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar/biologis
2. Prilakunya dipengaruhi orang lain -) Ia harus tunduk pada norma dan keinginan mendapat pujian atau respon orang lain
3. Adanya kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, kebutuhan sosial, untuk hidup berkelompok.
Contoh perilaku manusia sebagai mahkluk sosial:
*Menjaga hubungan baik dengan tetanga
* Bergotong-royong membersihkan desa.
*Mengunjungi orang sakit( memiliki rasa simpati & empati)
*Norma agama atau religi adalah norma yang sumber nya dari Tuhan.
*saling menyapa
*Mengikuti Organisasi masyarakat
2). Interaksi masyarakat di pedesaan dan perkotaan disertai contoh
Interkasi desa-kota adalah sebagai hubungan timbal balik antara desa dan kota yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Jenis interaksi desa-kota meliputi meliputi eterkaitan lintas ruang (seperti arus orang, barang, uang, informasi, dan limbah), dan Keterkaitan antar sektor (misalnya, antara pertanian dan jasa dan manufaktur).
Interaksi pedesaan-perkotaan juga dapat mencakup kegiatan ‘pedesaan’ yang terjadi di pusat-pusat kota (seperti pertanian perkotaan) dan kegiatan yang sering diklasifikasikan sebagai ‘perkotaan’ (seperti manufaktur dan jasa) yang terjadi di permukiman pedesaan.
Sebagai contoh, bagi masyarakat perkotaan, ketika mereka ingin berlibur, pasti mereka ingin berlibur disuatu desa yang sejuk dan damai, yang jauh dari kebisingan kota yang selama ini bergulat dengannya. Begitu pula dengan masyarakat pedesaan, ketika merasa pekertajaan di desa sudah tidak mencukupi lagi, pasti mereka ingin hijrah ke kota untuk mengadu nasib, keterkaitan sederhana ini dapat kita pahami dan mengerti, betapa keduanya berada dalam tempat yang berbeda namun tetap memiliki keuntungan masing-masing dari keduanya.
Oleh karena itu, baik keduanya tidak dapat dipisahkan, masyarakat perkotaan membutuhkan masyarakat pedesaaan, begitupun sebaliknya keduanya mempunyai keterkaiatan yang erat dalam membangun kelangsungan hidup bersama untuk menciptakan keselarasan yang seimbang. Adapun aspek-aspek interaksi yang menunjukan hubungan antara pedesaan dengan perkotaan, selain aspek positif, aspek negative juga mempengaruhi hubungan tersebut.
Berikut ini contoh interaksi antara desa dan kota, antara lain:
1). Desa Sebagai Penyedia Bahan Pokok/Bahan Mental untuk Produksi
Seperti yang kita tahu bahwa mata pencaharian masyarakat desa masih didominasi oleh sector pertanian. Hal itulah yang menyebabkan desa menjadi penyedia bahan pokok atau bahan mentah bagi wilayah dan perwilayahan perkotaan. Bahan pokok tersebut misalnya beras, padi, sayurna, ikan dan buah-buahan.Selain bahan pokok untuk pangan, bisa juga bahan mentah untuk beragam jenis industri misalnya kapas sebagai bahan baku dalam industri tekstil.
2). Desa Sumber Tenaga Kerja
Selain sebagai sumber bahan pokok/bahan mentah, desa juga sebagai sumber tenaga kerja. Pemanfaatan potensi tenaga kerja produktif di daerah pedesaan menjadi masalah khususnya desa-desa yang mayoritas penduduknya adalah petani.
3). Desa Sebagai Pelestari Kebudayaan Lokal
Kearifan lokal kini masih banyak kita jumpai di pedesaan. Hal tersebut menjadikan budaya lokal sebagai potensi desa yang harus dilestarikan. Saat ini, desa berfungsi sebagai pelestari kebudayaan lokal dan nilai-nilai kearifan nenek moyang bangsa Indonesia yang telah ada sejak zaman dahulu.
4). Kota Sebagai Penyedia Barang-Barang Industri
Apabila berbagai jenis desa berperan sebagai penyedia bahan baku atau bahan mentah untuk industri, maka sebaliknya kota menjadi penyedia barang-barang hasil industri tersebut, karena sebagian besar pabrik-pabrik tersebut dibangun di wilayah perkotaan.
5). Kota Sebagai Pusat Hiburan dan Pendidikan
Selain sebagai penyedia barang-barang hasil industri, kota juga berperan sebagai pusat tempat-tempat hiburan, misalnya bioskop, pusat perbelanjaan, dan lain-lain, karena memang sarana dan prasarana atau fasilitas yang tersedia di kota lebih lengkap jika dibandingkan dengan yang ada di desa.Bukan hanya itu, kota juga menjadi pusat pendidikan. Hal itu bisa kita lihat dari banyaknya kampus-kampus yang dibangun di kota.
6). Ruralisasi
Ruralisasi dapat diartikan sebagai mobilitas penduduk dari daerah perkotaan yang padat penduduknya ke daerah lain di pedesaan yang penduduknya masih jarang. Ruralisasi berbeda dengan urbanisasi, karena ruralisasi dilakukan saat kepadatan masyarakat di perkotaan sudah sangat tinggi dan keseimbangan populasinya telah terganggu.
3). Apakah penting adanya stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat?Jelaskandisertai contoh!”
Menurut saya karena zaman terus berevolusi, maka sistem stratifikasi sangat penting.Hal tersebut dikarenakan dalam masyarakat yang semakin kompleks maka pembagian kerja juga semakin beragam.Stratifikasi memungkinkan pekerjaan yang dikerjakan individu menjadi lebih efektif dan waktu yang relatif singkat.
Beberapa contoh dari stratifikasi sosial adalah :
• Stratifikasi sosial berdasarkan sistem kasta
• Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat kekayaan
• Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan
• Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pekerjaan